Noeroedien Al Jawy


MENJELANG SHOLAT
Maret 27, 2008, 3:21 am
Filed under: Uncategorized

Meraup Pahala Menjelang Shalat

 

            Menyiapkan diri untuk shalat artinya menyiapkan sebuah pekerjaan yang sangat besar dan mulia. Maka persiapan shalat di dalam Islam memiliki keutamaan tak terhingga yang dengannya seorang muslim dapat menuai kebaikan dan pahala yang tak terbilang.

            Berikut ini adlah langkah-langkah yang perlu kita perhatikan sebelum kita shalat. Semoga kita dapat merealisasikannya, sehingga berhak memperoleh berbagai keutamaan dan kebaikan yang amat banyak.

1.          Berwudhu

Di antara keutamaan wudhu adalah :

¯        Dicintai Allah.

Sebagaimana Firman-Nya, yang artinya :

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan orang-orang yang menyucikan diri” (Q.S. Al Baqarah ; 222)

¯        Dosa berguguran bersama air wudhu.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA., Rasulullah SAW bersabda, artinya :

 Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu, maka tatkala ia membasuh wajahnya, keluarlah dari wajahnya seluruh dosa yang dilakukan matanya bersamaan dengan air itu atau dengan tetesan terakhirnya. Apabila dia membasuh dua tangannya maka akan keluar seluruh dosa yang dilakukan tangannya bersamaan dengan air itu atau pada tetesan air yang terakhir. Apabila dia membasuh dua kakinya maka akan keluar seluruh dosa yang dilakukan kakinya bersamaan dengan air itu atau tetesannya yang terakhir, sehingga dia selesai wudhu dalam keadaan bersih dari dosa-dosa” (H.R. Muslim)

¯        Anggota wudhu bercahaya di hari kiamat.

Abu Hurairah R.A. berkata,”Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya umatku dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan ghurranmuhajjilin (wajahnya bercahaya dan badannya bersinar) karena bekas wudhu, maka barang siapa mampu untuk memanjangkan ghurran hendaklah melakukannya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

¯        Dosa terhapus dan derajat terangkat.

Abu Hurairah RA berkata,Rasulullah SAW bersabda,”Maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu yang dengannya Allah akan menghapus dosa-dosa dan mengangkat beberapa derajat?” Para sahabat menjawab,”Tentu wahai Rasulullah”. Nabi bersabda,”Menyempurnakan wudhu dalam keadaan tidak disukai (seperti cuaca dingin, dsbnya), memperbanyak langkah menuju masjid, menunggu shalat setelah shalat, dan itulah ribath, itulah ribath.” (HR. Muslim)

          Yang dimaksud ar-ribath (ikatan) adalah karena amalan-amalan itu mengikat yang bersangkutan dari berbagai kemaksiatan dan dosa. Sebagian lagi ada yang mengatakan, bahwa selalu ingat tali yang melingkar dileher musuh, karena ingin mendapatkan syahid dan ampunan Allah. Wallahu a’lam.

¯        Dosa terampuni dan masuk surga.

Utsman bin Affan RA. Berwudhu lalu berkata,”Aku melihat Rasulullah SAW berwudhu seperti wudhuku ini lalu bersabda,”Barang siapa berwudhu seperti wudhuku ini lalu shalat dua rakaat tanpa berbicara sesuatu terhadap diri sendiri dalam dua rakaat itu, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.”(HR. Muslim)

Uqbah bin ‘Amir RA.berkata, Rasulullah SAW bersabda, ”Tidaklah seseorang berwudhu lalu membaguskan wudhunya dan shalat dua rakaat, hati dan wajahnya khusyu’ pada dua rakaat itu kecuali wajib baginya Surga.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

2.         Dzikir setelah Wudhu.

Dzikir setelah wudhu juga memiliki keutamaan yang sangat besar, diantaranya adalah :

­        Bebas masuk Surga dari pintu mana saja.

Diriwayatkan dari Umar bin Khathab RA, Rasulullah SAW bersabda, artinya :”Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu, lalu membaguskan wudhunya kemudian mengucapkan,”Asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la syarika lahu, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, kecuali akan dibukakan untuknya pintu-pintu surga yang delapan lalu dia boleh masuk dari pintu mana saja yang dia inginkan.” (HR. Muslim)

­        Ditulis dalam lembaran yang tidak rusak hingga hari Kiamat

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudri RA. dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, artinya: “Barang siapa berwudhu lalu mengucapkan ,”Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu an la ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik, maka akan ditulis di dalam lembaran lalu dikunci dan tidak akan rusak ingá hari Kiamat.” (HR. At Thabaranai dalam Ausath, sebagaimana dikatakan al Mundziri dalam At-Targhib) 

3.         Bersiwak.

Siwak adalah kebersihan bagi mulut dan mendatangkan keridhaan Allah, sebagaimana hadits yang bersumber dari Aisyah RA. dia berkata bahwa Nabi SAW bersabda, artinya,”Siwak adalah kebersihan bagi mulut dan keridhaan bagi Rabb.”

4.         Bersegera menuju Shalat.

Nabi SAW bersabda, artinya ;”Andaikan orang-orang mengetahui apa (kebaikan) yang ada pada adzan dan shaf awal lalu mereka tidak mendapati kecuali dengan mengundinya tentu mereka akan mengundi, dan andaikan mereka tahu apa yang diperoleh ketika bersegera menuju shalat, maka tentu mereka akan berlomba menuju ke sana.” (Mutafaq ‘alaih)

Hal ini juga merupakan bukti ketergantungan hati kita dengan masjid yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW mendapatkan naungan dari Allah pada hari Kiamat.

5.         Meniru ucapan Muadzin.

Meniru ucapan muadzin memiliki keutamaan yang tidak ternilai, yaitu masuk surga. Dalam hal ini bukan sekedar meniru, akan tetapi dengan segenap hati, memahami dengan benar maknanya serta mengamalkan apa yang dia ucapkan itu.

Diantara hadits yang menjelaskan hal itu adalah yang diriwayatkan Abu Hurairah RA dia berkata,”Kami bersama Rasulullah SAW lalu Bilal berdiri mengumandangkan adzan, ketika Bilal diam beliau bersabda,”Barang siapa yang mengucapkan seperti yang diucapkan Bilal ini dengan yakin niscaya masuk Surga.” (HR. Ahmad , An-Nasai dan Ibnu Hibban)

6.         Dzikir setelah Adzan.

Dzikir setelah adzan memiliki keutamaan sebagai berikut :

­        Dosa terampuni.

Dari Sa’ad bin Abi Waqash, dari Rasulullah SAW bersabda, artinya :

Barang siapa ketika mendengar adzan menucapkan “Wa ana asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la syarika lahu wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu, radhitu billahi rabba, wabil islami dina, wa bimuhammadin rasula,” maka Allah akan mengampuni dosanya.”  (HR. Muslim)

­        Mendapat syafa’at Nabi SAW

Jabir bin Abdillah meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, bahwa barang siapa ketika mendengar adzan mengucapkan,”Allahumma rabba hadzihid da’watit taamamah ……….(dan seterusnya), maka berhak mendapatkan syafa’at beliau.

7.         Berjalan menuju Masjid.

Orang yang berjalan menuju masjid mendapatkan keutamaan sebagai berikut:

­        Peristirahatan di Surga

Hal ini ditunjukkan dalam sebuah hadits mutafaq alaih dari Abu Hurairah, bahwa barang siapa yang berjalan menuju masjid, maka Allah akan menyediakan untuknya tempat peristirahatan di Surga.

­        Terhapusnya dosa danterangkatnya derajat

Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, artinya;

Barang siapa bersuci di rumahnya lalu beranjak menuju salah atu rumah Allah untuk melakukan kewajiban dari kewajiban-kewajiban yang ditentukan Allah, maka seluruh langkahnya yang satu akan menghapus  kesalahannya dan yang lain akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)

­        Mendapat pahala yang sangat besar

Dari Abu Musa RA, Nabi SAW bersabda, artinya :

Sesungguhnya orang yang paling besar pahalanya di dalam shalat adalah yang paling jauh perjalanannya (ke masjid).” (Muttafaq ‘alaih)

­        Mendapatkan cahaya yang sempurna di hari Kiamat

Dari Buraidah RA, dari Nabi SAW bersabda, artinya :

Orang yang berjalan menuju masjid dalam kegelapan mendapatkn kabar gembira dengan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.”

­        Terampuninya dosa

Berdasarkan hadits riwayat Abu Hurairah RA yang menyebutkan Ribath, yakni salah satunya adalah banyak melangkah menuju masjid. (lihat bab wudhu diatas, sub bab dosa terhapus dan derajat terangkat)

­        Mendapat pahala shadaqah

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda artinya:

Kalimat yang baik adalah shadaqah, dan setiap langkah yang diayunkan menuju shalat adalah shadaqah.” (HR. Muslim)

 

8.         Bersegera Menuju Shaf Pertama.

¯        Mendapat kebaikan yang sangat besar.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa andaikan orang tahu apa yang diperoleh dalam shaf pertama, maka mereka tentu akan berundi untuk mendapatkannya.

¯        Meniru para Malaikat.

Rasulullah SAW menyebutkan, bahwa shafnya para Malaikat adalah,”Menyempurnakan shaf awal dan merapatkan shaf.” (HR. Muslim)

¯        Shaf terbaik bagi laki-laki.

Nabi SAW bersabda, artinya ; “Sebaik-baik shaf bagi laki-laki adalah shaf yang pertama, dan seburuk-buruknya adalah yang terakhir.” (HR. Muslim)

¯        Bebas dari ancaman Nabi SAW

Beliau sebutkan, bahwa suatu kaum yang selalu terlambat menuju shalat maka Allah akan membuat mereka selalu berada paling belakang.

¯        Shalawat Allah dan Malaikat untuk shaf awal.

Nabi SAW pernah bersabda, artinya, “Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya bershalawat kepada shaf-shaf yang pertama.” (HR. Abu Dawud dengan sanad hasan)

9.         Sunnah Rawatib.

Diantara keutamaan sunnah rawatib adalah :

¯        Dijanjikan rumah di surga

¯        Doa dari Nabi SAW, kepada yang menjaga qabliyah Ashar, artinya : “Semoga Allah merahmati seseorang yang shalat empat rakaat sebelum Ashar.”  

10.      Berdo’a antara Adzan dan Iqamah.

Antara adzan dan iqamah adalah salah satu waktu yang mustajabah untuk dikabulkannya do’a.

11.       Menunggu Shalat.

Menunggu shalat berdasarkan hadits-hadits Nabi SAW memiliki keutamaan sebanding dengan shalat, dimintakan ampun oleh para malaikat, menghapus dosa serta mengangkat derajat.

12.      Memanfaatkan Waktu dengan berdzikir dan Berdo’a.

Orang yang datang ke masjid lebih awal dapat memanfaatkan waktu untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan berdo’a, berdzikir ataupun membaca Al;-Qur’an. Itu semua dapat menunjang kekhusyu’an shalat yang akan dilakukan. Wallahu a’lam bish shawab.



MENIKAH ADALAH KEAJAIBAN
Maret 27, 2008, 3:17 am
Filed under: Uncategorized

Menikah Adalah Keajaiban

Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah SWT di dalam jiwa manusia, yaitu kecenderungan kepada lawan jenis ketika telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya. Sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” ( QS. Ar Rum : 21)

Cinta pada dasarnya bukanlah sesuatu yang kotor, karena kekotoran dan kesucian tergantung dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram. Islam adalah agama fitrah, karena itu Islam tidaklah membelenggu perasaan manusia. Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia. Akan tetapi Islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta, merawat dan melindungi dalam bingkai pernikahan.

Rasulullah SAW bersabda;”Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih mudah menundukkan pandangan dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa, karena puasa itu dapat membentengi dirinya. (HR. Ahmad, Bukhori, Muslim, Tirmidzi, nasaiy, Darimi, Ibnu Jarad dan Baihaqi)

Secara hakiki pernikahan memiliki tujuan untuk melestarikan keturunan, mempertahanklan spesies manusia. Meski demikian, seorang muslim yang cinta pada Allah dan Rasul-Nya tentu tidak akan memandang pernikahan hanya sebagai ”pabrik anak” saja, tapi pernikahan adalah salah satu sarana ibadah, memperkuat kekuatan iman, sehingga saat memilih pasangan hidup, pilihan hati pun akan jatuh pada insan yang memiliki bekal keimanan yang kuat. Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaqnya, maka tidak akan pernah pernikahan itu diberkahi-Nya. Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaannya, Allah hanya akan memberikan kemiskinan , Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikahi hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya.” (HR. Thabarani)

Ketika seorang muslim baik pria atau wanita belum atau akan menikah , biasanya akan timbul perasaan yang bermacam-macam. Ada rasa gundah, resah, bimbang ragu-ragu, termasuk juga tidak sabar menunggu datangnya sang pendamping, dan lain-lain.

Untuk mengobati kegalauan, menghilangkan keraguan, serta mempersiapkan diri memasuki gerbang pernikahan, patutlah kita renungkan dan cermati firman Allah dan hadits-hadits Rasulullah SAW berikut :

Ø Menggenapkan separuh agama.

”Barang siapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara separuhnya lagi.” (HR. Thabarani dan Hakim)

Ø Pasangan kita adalah cermin dari diri kita.

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wnita yang baik (pula).” (QS. An Nuur : 26)

Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Hiduplah sesuai ajaran Islam dan Sunnah Rasul-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita-wanita yang sholihah. Semoga Allah memberikan hanya yang terbaik buat kita.

Ø Menikahlah, maka engakau menjadi kaya.

Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS. An Nuur : 32)

Sebagian pemuda ada yang merasa bingung dan bimbang ketika akan menikah. Salah satu sebabnya adalah karena belum punya pekerjaan. Dan anehnya ketika para pemuda telah mempunyai pekerjaan pun tetap ada perasaan bimbang juga. Sebagian mereka tetap ragu dengan besaran rupiah yang mereka dapatkan dari gajinya. Dalam pikiran mereka terbersit,”Apa cukup untuk berkeluarga dengan gaji sekian?”.

Ayat diatas merupakan jawaban buat mereka yang ragu untuk melangkah ke jenjang pernikahan karena alasan ekonomi. Yang perlu ditekankan kepada para pemuda dalam masalah ini adalah kesanggupan untuk memberi nafkah, dan terus bekerja mencari nafkah memenuhi kebutuhn keluarga. Bukan besaran rupiah yang sekarang mereka dapatkan. Nantinya Allah akan menolong mereka yang menikah. Allah Maha Adil, bila tanggung jawab para pemuda bertambah dengan kewajiban menafkahi istri-istri dan anak-anaknya , maka Allah akan memberikan rejeki yang lebih. Tidakkah kita lihat kenyataan di masyarakat, banyak mereka yang semula miskin tidak punya apa-apa ketika menikah, kemudian Allah memberinya rejeki yang melimpah dan mencukupkan kebutuhannya?

Ø Allah sebagai penolong.

Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong, mereka yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya”. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim)

Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan Rasulullah SAW dalam hadits ini. Dan pertolongan Allah itu pasti datang.

Ø Senda guraunya suami istri bukanlah perbuatan sia-sia.

Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, sendau gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang.”(Hadits Shahih)

Ø Berjima’ dengan istri termasuk sedekah.

Pernah ada sahabat Nabi SAW berkata kepada beliau, ;”Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka bisa shalat sebagaimana kami shalat, mereka bisa berpuasa sebagaimana kami berpuasa, bahkan mereka bisa bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Beliau bersabda, ”Bukankah Allah telah memberikan kepada kalian sesuatu yang bisa kalian sedekahkan? Pada tiap-tiap ucapan terdapat sedekah; (tasbih, takbir, tahlil, tahmid), memerintahkan perbuatan baik adalah sedekah, mencegah perbuatan munkar adalah sedekah, dan kalian berjima’ dengan istri pun sedekah.” Mereka bertanya, ”Wahai Rasulullah, kok bisa salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya akan mendapat pahala?” Beliau menjawab,”Bagaimana menurut kalian bila nafsu syahwatnya itu dia salurkan pada tempat yang haram, apakah dia akan mendapatkan dosa dengan sebab perbuatannya itu?” Mereka menjawab,”Ya, tentu.” Beliau bersabda,”Demikian pula bila dia salurkan syahwatnya pada tempat yang halal, dia pun akan mendapatkan pahala.”

Ø Suami memberi nafkah adalah sedekah.

Seorang suami memberikan nafkah, makan minum, dan pakaian kepada istrinya dan keluarganya akan terhitung sedekah yang paling utama. Dan akan diganti oleh Allah. Dari Abu Hurairah r.a. , ia berkata; Rasulullah SAW, bersabda: ”Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang kamu nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu berikan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya yaitu yang satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.” (HR Muslim).

Rangkaian kemuliaan dan ladang pahala di atas, hanyalah sebagian dari kenikmatan yang akan Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang meniti jalan pernikahan di jalan yang telah Allah gariskan. Pernikahan bukanlah ikatan tanpa arti, tapi suatu jalinan suci yang di dalamnya terdapat hak dan kewajiban suami istri yang harus dipenuhi, sehingga , seyogyanyalah gerbang pernikahan pun dilewati dengan hati-hati agar ridha Allah senantiasa memayungi. Dari mulai mencari pasangan hidup yang Allah takdirkan untuk kita, menjalani masa-masa ta’aruf (perkenalan) dengan tidak mengumbar syahwat, menyelenggarakan akad nikah dan walimah yang tidak mendatangkan peluang yang menghantarkan pada bermaksiat kepada Allah, menjalani kehidupan suami istri yang sakinah mawaddah wa rahmah, sampai mendidik anak-anak yang lahir dari jalinan kasih suami istri menjadi qurrata a’yun, dengan kesadaran penuh bahwa mereka adalah amanah Allah. Yang semuanya itu Insya Allah akan menjadi penghantar kelanggengan kehidupan rumah tangga dunia dan akhirat. Amin.

SUBHANALLAH

Menikah Adalah Keajaiban